Rabu, 12 Oktober 2016

POH BIKUL


“Mangga Tikus” begitu sih terjemahan bebas dari Judul tulisan saya kali ini, agak aneh bin lucu ya, kok ada mangga dinamai dengan nama hewan yang dianggap menjijikkan itu sih?  Yah Mungkin itu tak lepas karena wujud mangga yang akan saya perkenalkan ini memang berukuran kecil dan berbentuk lonjong agak mengkerucut seperti  tikus curut yang sering kita temui di kolong-kolong tempat sampah, sehingga demikian lah masyarakat di kampung saya memberinya nama.

Lalu, Kenapa juga  sih saya bilang bahwa itu nama pemberian masyarakat di kampung saya? Benar kok, nama Poh Bikul adalah nama yang disematkan oleh warga kampung saya, karena memang hanya di kampung saya saja, Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali, mangga ini bisa didapat. Jangan harap bisa mendapat jenis mangga ini di daerah lain, Bahkan di desa Sawan yang bertetangga dekat dengan desa saya, masyarakatnya  tidak mengenal jenis mangga ini. Jadi boleh lah saya bilang bahwa ini adalah jenis mangga yang cukup langka.

Baiklah sekarang saya akan memperkenalkan lebih lanjut tentang keunikan si mangga yang satu ini. Seperti yang sudah saya sebut di atas, ukuran mangga ini memang super mini, rata-rata panjangnya tidak lebih panjang dari jempol tangan saya, dan kalo ada yang bisa mencapai panjang jari telunjuk saya maka saya menganggap sudah mendapat kan mangga yang berukuran besar. Warna mangga ini hijau bahkan ketika sudah sangat masak, warna kulitnya tidak akan berubah menjadi merah jingga atau kuning seperti mangga jenis lainnya. Bila melihat wujudnya sekilas orang bisa-bisa menganggap itu adalah mangga udang yang terkenal dari Medan, tapi seingat saya dulu mangga Udang medan akan berwarna kuning cerah saat buahnya sudah masak sempurna.


 Foto 1: Poh Bikul, tebalnya tidak lebih dari tepian nampan



Lantas apa sih keistimewaan dari buah mangga ini sehingga saya kok mau repot-repot membuat tulisan di blog ini hanya untuk memperkenalkan mangga yang kecil-kecil tersebut. Nah untuk mengetahui keistimewaan buah ini memang harus dicoba memakannya dulu, jangan pandang bentuknya yang kecil mungil itu ya, karena rasanya itu loh sangat manis legit dan berair khas rasa buah mangga. 

Mungkin ada pembaca yang akan protes lagi, kalo Cuma yang rasanya manis dan legit kan buah mangga jenis lain juga banyak yang rasanya manis dan legit malah dengan ukuran yang jauh lebih besar pula.


 Foto 2: Wujud si Mangga Tikus dilihat dari atas


Eits.. sabar dulu bro.. jangan protes dulu... Sekarang saya beri tahu nih rahasia keistimewaan si mangga tikus ini. Pertama-tama untuk menikmati mangga ini singkirkan semua pisau yang biasa kita pakai untuk mengupas buah. Lalu singkirkan pula segala piring, garpu dan alat-alat makan lainnya. Yang kita perlukan untuk menikmati buah ini hanyalah tangan dan mulut. Langkah berikutnya ambilah satu buah mangga yang sudah masak, abaikan ukurannya, Lalu genggam dengan sebelah tangan, kemudian pencet-pencet buah tersebut sehingga  kempes dan terasa berair di bagian dalamnya. Gigit sedikit bagian pangkal buah hingga ada lubang kecil di kulit buah, nah dari lubang kecil itu sedot lah isinya, maka cairan manis nan segar akan segera  tercecap ke lidah kita seolah Jus Mangga segar yang langsung terhidang dari buah aslinya... Hmmmm..  kalo sudah demikian teruskan lah menyedot isi buahnya.. nikmati tiap sedotannya hingga cairan yang ada dari dalamnya terseruput  habis, coba juga pijat-pijat lagi untuk memastikan bahwa semua sari buah tidak ada yang tertinggal. Bila sudah habis, jangan buru-buru dibuang, sobeklah kulit buah mangga hingga bijinya terlihat terlepas dari kulit, kemudian gerogoti bagian berserat yang masih tersisa menempel di kulit dan bagian buahnya, sensansinya tidak kalah dari sensasi menyedot sari buah mangga ini.


Foto 3: Poh Bikul yang sudah dan belum dikupas
Bandingkan ukurannya dengan ukuran jempol istri saya

Bagi saya pribadi, sensasi cara mengkonsumsinya lah yang membuat mangga ini menjadi special; tidak ada duanya dan tidak dapat saya temukan pada mangga jenis lain. Setiap gigitan dan kenyotannya mampu menerbangkan saya jauh ke masa puluhan tahun lalu saat masih bocah tinggal di kampung halaman, menikmati mangga ini bersama saudara-saudara sepupu di kala musim mangga tiba. Bahkan sampai sekarang, meski sudah dikaruniai 3 orang anak pun saya masih menikmati mangga ini dengan cara demikian, juga kalau ada handai taulan yang saya beri mangga ini sebagai oleh-oleh maka tak lupa juga saya contohkan cara untuk menikmatinya.
   
Ibu saya sejak dulu hingga sekarang selalu melarang kami anak-anak nya untuk makan mangga ini dengan cara seperti itu, beliau selalu menyiapkan pisau; piring dan garpu serta selalu sigap mengupaskannya untuk kami, namun maaf kan kami ya ibu, untuk buah yang satu ini kami terpaksa mengabaikan larangan mu. 

Kembali ke soal langkanya mangga Poh Bikul ini, kebetulan di Koran lokal Bali juga pernah dimuat artikel Mangga Khas desa kami itu, ini saya tampilkan fotonya :

Foto 4*: Capture Berita Langkanya Pohon Mangga Poh bikul di koran lokal Bali

Percaya kan kalo mangga ini termasuk jenis langka, bahkan di kampung saya ternyata tinggal tersisa 13 pohon saja. Satu cerita lagi dari saya, pohon mangga Poh Bikul ini memang sulit untuk dibudidayakan, menurut para pemiliknya mangga jenis ini tidak dapat dikembangbiakan dengan biji, melainkan harus dengan teknik cangkok dan itu pun lebih sering tidak berhasil. Orangtua saya dulu, di Jakarta, pernah mencoba mengembangbiakannya dengan biji, berhasil tumbuh dan berbuah, namun buah yang dihasilkan tidak sama dengan yang asli tumbuh di desa kami, yang ditanam orangtua saya hasil buahnya berukuran besar dan rasanya asam.

Pokoknya, mangga ini memang unik dan bikin ketagihan deh, menikmati satu buah saja pasti tidak akan terpuaskan. Penasaran? sementara ini saya tampilkan foto-fotonya  saja ya, kapan waktu kalo kebetulan berwisata ke Bali tepat di musim mangga, silakan datang ke kampung saya ya... yuuukk… mari... kita menikmati sensasi Poh Bikul.

Keterangan: Foto 4, dari berita di koran Lokal Bali, saya unduh dari laman FaceBook saudara saya @ Putu Artawa.
 

Tidak ada komentar: