Kamis, 16 Oktober 2008

PULAU DERAWAN

Berangkat dari kota Balikpapan, naiklah pesawat udara jurusan kota Tanjung Redeb kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Sesampai disana, tujulah pelabuhan Tanjung Batu, kurang lebih duasetengah jam berkendaraan. Dan setibanya di pelabuhan Tanjung Batu, pandanglah ke arah antara Timur dan Tenggara maka di kejauhan akan tampak sebuah pulau yang dikenal sebagai maskot Pariwisata di Kalimantan timur, itulah Pulau Derawan.


Foto 1 : Pulau Derawan



Selanjutnya untuk sampai menjejakkan kaki ke sana, dari pelabuhan Tanjung Batu, banyak tersedia speed boat ukuran kecil berkapasitas maximum 6 orang penumpang untuk disewa menyeberang.



Foto 2. : Pantai Pulau Derawan


Pulau Derawan memang memiliki segala hal yang disyaratkan untuk sebuah lokasi tujuan wisata pulau. Selain pemandangan pantai yang indah, Perairan pantainya amatlah jernih, sehingga Terumbu karang di sekeliling pulau ini dapat dengan jelas disaksikan dari permukaan laut. Lokasi pulau ini pun terlindung oleh beberapa pulau kecil lainnya, seperti Pulau Panjang, Pulau Kakaban dan Pulau Sangalaki menjadikan ombak dan gelombang di Pulau Derawan amatlah tenang, sehingga amat ideal untuk kegiatan menyelam, olahraga berlayar atau pun hanya sekedar berenang-renang di tepian pantai. Hamparan pasir di pulau ini berwarna putih, yang mengingatkan kita pada pemandangan pasir di Pantai Kuta Bali.

Foto 3. : Terumbu karang tampak dari permukaan



Pariwisata Berbasis Ekonomi Masyarakat.

Fasilitas akomodasi bagi wisatawan di pulau ini juga cukup banyak tersedia, selain beberapa penginapan dan resort yang dikelola oleh swasta, masyarakat di sini pun terlibat aktif dalam mengelola sarana penunjang pariwisata. Rumah inap (Homestay) yang dimiliki oleh penduduk dapat menjadi alternative akomodasi murah bagi pengunjung. Penduduk setempat juga banyak yang mengelola warung dan rumah makan dengan harga relatif murah, serta ada juga yang membuka toko souvenir.



Foto 4. : Rumah Penduduk untuk penginapan



Pemerintah Kabupaten Berau tampaknya juga amat serius membantu masyarakat dalam mengembangkan kegiatan penunjang pariwisata di Pulau ini. Promosi wisata ke daerah ini cukup gencar dibuat. Dalam PON XVII, 2008 yang lalu pulau Derawan menjadi salahsatu lokasi penyelenggara kegiatan yakni untuk cabang olah raga Volley Pantai; Menyelam; serta cabang olah raga Layar. Untuk itu Pemda memberikan bantuan kepada masyarakat agar bisa merenovasi rumahnya sehingga layak untuk dijadikan penginapan bagi para atlet yang bertanding, dan setelah event PON usai, maka dapat digunakan sebagai rumah inap yang cukup nyaman bagi wisatawan.



Foto 5. : Eks Fasilitas Bola Voley Pantai



Pelestarian Penyu

Disamping menjadi tujuan bagi wisatawan untuk berlibur, Pulau Derawan ternyata juga menjadi tujuan bagi satwa langka Penyu Hijau untuk berkembang biak dan bertelur.

Kehadiran penyu memang menambah daya tarik pulau ini. Sambil berenang di pantai kita bisa menyaksikan beberapa penyu besar ikut berenang-renang di bawah permukaan. Apabila beruntung, kita pun bisa berfoto bersama penyu-penyu tersebut.

Sebagian pesisir pantai Pulau Derawan memang dijadikan tempat pelestarian dan penelitian Penyu. Keberadaan penyu-penyu ini diliindungi oleh pemerintah, dan pengawasannya dibantu oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat, yang peduli terhadap kelestarian hewan-hewan langka. Sebagai informasi, seluruh spesies Penyu ( semuanya ada 6 spesies ) adalah termasuk dalam Appendix I CITES, yang artinya terlarang bagi kita untuk melakukan segala kegiatan penangkapan dan perdagangan spesies ini beserta seluruh produk turunannya ( daging, telur, awetan kerapas dan lain-lainnya ).


Foto 6. : Pulau Derawan menjelang senja



Di malam hari, apabila belum mengantuk karena lelah berenang seharian, mintalah ijin kepada petugas pengawas penyu untuk dapat turut serta menyaksikan Penyu bertelur. Memang jumlah penyu yang bertelur di Pulau Derawan tidaklah sekerap di pulau tetangganya, yakni Pulau Sangalaki, namun tiap malam ada saja 1-2 ekor penyu yang bertelur, bahkan bila sedang beruntung, dapat disaksikan hingga 10 ekor penyu yang bertelur dalam satu malam.

Telur-telur yang baru dihasilkan oleh induk penyu akan langsung dipindahkan oleh petugas ke dalam lokasi penetasan khusus, guna melindunginya dari gangguan hewan-hewan predator maupun cuaca alam yang terkadang tidak mendukung. Lokasi penetasan ini juga untuk menghindari telur dari tangan-tangan tak bertanggungjawab yang hendak mengambil untuk dikonsumsi maupun memperdagangkannya.

Penyu adalah hewan yang amat sensitif kala hendak bertelur, sedikit saja ada gangguan di lokasi yang akan dijadikannya tempat bertelur, maka ia akan menunda naik ke daratan, menunggu sampai saatnya yang paling tepat.

Namun kita jangan dulu kecewa apabila tidak berkesempatan menyaksikan penyu bertelur, karena selain itu , setiap malam di Pulau Derawan, kita juga bisa melihat acara bayi-bayi penyu yang baru menetas dari telurnya.


Foto 7 : Tukik


Bayi penyu ( atau disebut juga tukik ), yang baru lahir di penangkaran akan didata terlebih dahulu oleh petugas sebelum dilepas ke laut. Para petugas akan bersenang hati apabila kita bersedia ikut membantu melepaskan tukik-tukik ke perairan lepas.

Menyaksikan bayi penyu yang baru saja menetas juga bisa menjadi pengalaman yang amat menakjubkan. Memegang tukik-tukik yang baru lahir; lalu membantu melepasnya menuju perairan lepas; melihatnya berenang untuk kali pertama di kegelapan malam, sungguh suatu pengalaman yang amat mengharukan. Apalagi mengingat bahwa dari lebih seratusan tukik yang lahir, hanya beberapa ekor saja yang akan selamat hingga usia dewasa, yang nantinya akan kembali ke tempat dimana ia dilahirkan untuk berkembang biak.


Bagi anak-anak, acara melepas bayi penyu ini tentunya bisa dijadikan pelajaran berharga guna membangkitkan rasa cinta kepada satwa dan pelestarian alam.

Sayangnya, keberadaan resort dan penginapan di Pulau Derawan dapat menjadi gangguan yang serius bagi upaya pelepasan tukik-tukik ke perairan. Dalam satu kesempatan melepaskan tukik, pada awal Oktober 2008 lalu, beberapa kali saya dapati tukik yang sudah dilepas ternyata naik lagi ke arah daratan, sehingga harus dibantu mengembalikannya kembali ke perairan. Rupanya sinar yang dipancarkan lampu-lampu penginapan dapat mengacaukan navigasi bayi penyu dalam usahanya mencari jalan ke lautan, yah secara naluri tukik-tukik akan selalu mencari tempat-tempat yang terang.


Foto 8. : Melepas Tukik di malam hari


Demikian sekilas cerita saya tentang Pulau Derawan, yang mungkin dapat dijadikan gambaran bahwa kiranya tidaklah sulit untuk mensinergikan pengelolaan suatu kawasan, agar dapat menjadi tujuan pariwisata dengan memperhatikan perekonomian penduduknya, sekaligus menjaga kelestarian alam.