Jumat, 28 November 2008

Jumpa Orang Utan di Habitat Asli

Senang sekali rasanya bisa melihat orang utan langsung di habitatnya di alam liar, ada sensasi berbeda dibandingkan kalau kita menyaksikan orang utan atau hewan liar lainnya yang berada di Kebun Binatang atau melalui televisi..



Ceritanya terjadi pada awal bulan september 2008 yang lalu, saya dan rombongan akan berangkat survey ke daerah Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Untuk menuju ke sana kami melalui rute jalan Berau – Wahau yang merupakan bagian dari poros jalan lintas Kaltim. Saat melintasi suatu kawasan hutan di daerah sekitar Muara Lesan, rombongan kami berpapasan dengan seekor orang utan yang sedang asik makan sambil duduk di sebatang pohon.

Seketika kami langsung menghentikan kendaraan, dan berlompatan turun untuk melihat si orang utan dari jarak yang lebih dekat. Sungguh saya terpesona melihat sosok besar berbulu merah gelap itu, dan saking terpesonanya sampai-sampai terlupakan kamera yang selalu tergantung di pinggang. Saat sadar untuk memotret, si orang utan ternyata sudah menyadari kedatangan kami, dan dengan tenangnya ia segera meninggalkan posisinya semula, masuk menuju ke dalam hutan.


Beruntung salah seorang anggota rombongan kami masih sempat mengambil gambar si orang utan tersebut, sehingga saya masih memiliki kenang-kenangan atas satu perjumpaan yang amat langka ini. Yah, berjumpa dengan orang utan di habitat aslinya memang tidak semua orang dapat mengalami. Sebelumnya pun, walaupun sudah bertugas selama satu tahun di Kalimantan, keberadaan orang utan hanya saya dengar melaui cerita-cerita penduduk setempat saja
.



Sebenarnya ada rasa sedih juga ketika si orang utan menghindari pertemuan dengan rombongan kami, mungkin saja ia sering berhadapan dengan rombongan pemburu di hutan yang sering mengusik atau pun mengacamnya atau bahkan ia sering menyaksikan anggota kelompoknya yang terbunuh, dan ia mengira rombongan kami termasuk rombongan pemburu hewan liar. Namun di sisi lain saya juga gembira karena dengan demikian berarti ia masih memiliki naluri tajam untuk menyelamatkan diri.

Apabila ada pembaca yang serius ingin melakukan penelitian tentang orang hutan di daerah ini, silakan menghubungi saya untuk mendapatkan koordinat lokasinya, dan apabila ada yang ingin memanfaatkan foto orang utan yang ada dalam tulisan ini, saya dapat menghubungkan dengan rekan saya Ibrahim, sebagai pemilik foto tersebut.



Foto : - Pribadi, dan foto Orang Utan Dibuat oleh kawan saya Ibrahim


Kamis, 16 Oktober 2008

PULAU DERAWAN

Berangkat dari kota Balikpapan, naiklah pesawat udara jurusan kota Tanjung Redeb kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Sesampai disana, tujulah pelabuhan Tanjung Batu, kurang lebih duasetengah jam berkendaraan. Dan setibanya di pelabuhan Tanjung Batu, pandanglah ke arah antara Timur dan Tenggara maka di kejauhan akan tampak sebuah pulau yang dikenal sebagai maskot Pariwisata di Kalimantan timur, itulah Pulau Derawan.


Foto 1 : Pulau Derawan



Selanjutnya untuk sampai menjejakkan kaki ke sana, dari pelabuhan Tanjung Batu, banyak tersedia speed boat ukuran kecil berkapasitas maximum 6 orang penumpang untuk disewa menyeberang.



Foto 2. : Pantai Pulau Derawan


Pulau Derawan memang memiliki segala hal yang disyaratkan untuk sebuah lokasi tujuan wisata pulau. Selain pemandangan pantai yang indah, Perairan pantainya amatlah jernih, sehingga Terumbu karang di sekeliling pulau ini dapat dengan jelas disaksikan dari permukaan laut. Lokasi pulau ini pun terlindung oleh beberapa pulau kecil lainnya, seperti Pulau Panjang, Pulau Kakaban dan Pulau Sangalaki menjadikan ombak dan gelombang di Pulau Derawan amatlah tenang, sehingga amat ideal untuk kegiatan menyelam, olahraga berlayar atau pun hanya sekedar berenang-renang di tepian pantai. Hamparan pasir di pulau ini berwarna putih, yang mengingatkan kita pada pemandangan pasir di Pantai Kuta Bali.

Foto 3. : Terumbu karang tampak dari permukaan



Pariwisata Berbasis Ekonomi Masyarakat.

Fasilitas akomodasi bagi wisatawan di pulau ini juga cukup banyak tersedia, selain beberapa penginapan dan resort yang dikelola oleh swasta, masyarakat di sini pun terlibat aktif dalam mengelola sarana penunjang pariwisata. Rumah inap (Homestay) yang dimiliki oleh penduduk dapat menjadi alternative akomodasi murah bagi pengunjung. Penduduk setempat juga banyak yang mengelola warung dan rumah makan dengan harga relatif murah, serta ada juga yang membuka toko souvenir.



Foto 4. : Rumah Penduduk untuk penginapan



Pemerintah Kabupaten Berau tampaknya juga amat serius membantu masyarakat dalam mengembangkan kegiatan penunjang pariwisata di Pulau ini. Promosi wisata ke daerah ini cukup gencar dibuat. Dalam PON XVII, 2008 yang lalu pulau Derawan menjadi salahsatu lokasi penyelenggara kegiatan yakni untuk cabang olah raga Volley Pantai; Menyelam; serta cabang olah raga Layar. Untuk itu Pemda memberikan bantuan kepada masyarakat agar bisa merenovasi rumahnya sehingga layak untuk dijadikan penginapan bagi para atlet yang bertanding, dan setelah event PON usai, maka dapat digunakan sebagai rumah inap yang cukup nyaman bagi wisatawan.



Foto 5. : Eks Fasilitas Bola Voley Pantai



Pelestarian Penyu

Disamping menjadi tujuan bagi wisatawan untuk berlibur, Pulau Derawan ternyata juga menjadi tujuan bagi satwa langka Penyu Hijau untuk berkembang biak dan bertelur.

Kehadiran penyu memang menambah daya tarik pulau ini. Sambil berenang di pantai kita bisa menyaksikan beberapa penyu besar ikut berenang-renang di bawah permukaan. Apabila beruntung, kita pun bisa berfoto bersama penyu-penyu tersebut.

Sebagian pesisir pantai Pulau Derawan memang dijadikan tempat pelestarian dan penelitian Penyu. Keberadaan penyu-penyu ini diliindungi oleh pemerintah, dan pengawasannya dibantu oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat, yang peduli terhadap kelestarian hewan-hewan langka. Sebagai informasi, seluruh spesies Penyu ( semuanya ada 6 spesies ) adalah termasuk dalam Appendix I CITES, yang artinya terlarang bagi kita untuk melakukan segala kegiatan penangkapan dan perdagangan spesies ini beserta seluruh produk turunannya ( daging, telur, awetan kerapas dan lain-lainnya ).


Foto 6. : Pulau Derawan menjelang senja



Di malam hari, apabila belum mengantuk karena lelah berenang seharian, mintalah ijin kepada petugas pengawas penyu untuk dapat turut serta menyaksikan Penyu bertelur. Memang jumlah penyu yang bertelur di Pulau Derawan tidaklah sekerap di pulau tetangganya, yakni Pulau Sangalaki, namun tiap malam ada saja 1-2 ekor penyu yang bertelur, bahkan bila sedang beruntung, dapat disaksikan hingga 10 ekor penyu yang bertelur dalam satu malam.

Telur-telur yang baru dihasilkan oleh induk penyu akan langsung dipindahkan oleh petugas ke dalam lokasi penetasan khusus, guna melindunginya dari gangguan hewan-hewan predator maupun cuaca alam yang terkadang tidak mendukung. Lokasi penetasan ini juga untuk menghindari telur dari tangan-tangan tak bertanggungjawab yang hendak mengambil untuk dikonsumsi maupun memperdagangkannya.

Penyu adalah hewan yang amat sensitif kala hendak bertelur, sedikit saja ada gangguan di lokasi yang akan dijadikannya tempat bertelur, maka ia akan menunda naik ke daratan, menunggu sampai saatnya yang paling tepat.

Namun kita jangan dulu kecewa apabila tidak berkesempatan menyaksikan penyu bertelur, karena selain itu , setiap malam di Pulau Derawan, kita juga bisa melihat acara bayi-bayi penyu yang baru menetas dari telurnya.


Foto 7 : Tukik


Bayi penyu ( atau disebut juga tukik ), yang baru lahir di penangkaran akan didata terlebih dahulu oleh petugas sebelum dilepas ke laut. Para petugas akan bersenang hati apabila kita bersedia ikut membantu melepaskan tukik-tukik ke perairan lepas.

Menyaksikan bayi penyu yang baru saja menetas juga bisa menjadi pengalaman yang amat menakjubkan. Memegang tukik-tukik yang baru lahir; lalu membantu melepasnya menuju perairan lepas; melihatnya berenang untuk kali pertama di kegelapan malam, sungguh suatu pengalaman yang amat mengharukan. Apalagi mengingat bahwa dari lebih seratusan tukik yang lahir, hanya beberapa ekor saja yang akan selamat hingga usia dewasa, yang nantinya akan kembali ke tempat dimana ia dilahirkan untuk berkembang biak.


Bagi anak-anak, acara melepas bayi penyu ini tentunya bisa dijadikan pelajaran berharga guna membangkitkan rasa cinta kepada satwa dan pelestarian alam.

Sayangnya, keberadaan resort dan penginapan di Pulau Derawan dapat menjadi gangguan yang serius bagi upaya pelepasan tukik-tukik ke perairan. Dalam satu kesempatan melepaskan tukik, pada awal Oktober 2008 lalu, beberapa kali saya dapati tukik yang sudah dilepas ternyata naik lagi ke arah daratan, sehingga harus dibantu mengembalikannya kembali ke perairan. Rupanya sinar yang dipancarkan lampu-lampu penginapan dapat mengacaukan navigasi bayi penyu dalam usahanya mencari jalan ke lautan, yah secara naluri tukik-tukik akan selalu mencari tempat-tempat yang terang.


Foto 8. : Melepas Tukik di malam hari


Demikian sekilas cerita saya tentang Pulau Derawan, yang mungkin dapat dijadikan gambaran bahwa kiranya tidaklah sulit untuk mensinergikan pengelolaan suatu kawasan, agar dapat menjadi tujuan pariwisata dengan memperhatikan perekonomian penduduknya, sekaligus menjaga kelestarian alam.

Selasa, 15 Juli 2008

"YANG PENTING KOL MAENING"

“Yang penting kol maening pak!”, ujar Rizky, salah seorang sahabat yang selalu menemani dalam tiap kegiatan eksplorasi saya. Mulanya saya tidak mengerti apa yang dia maksud dengan pernyataannya tadi. Namun jadi jelas ketika lebih lanjut ia menceritakan bahwa baginya dan juga kawan-kawannya, bekerja di sebuah perusahaan pertambangan batubara (Coal Mining) adalah cita-cita yang mereka dambakan.

Bagi sahabat-sahabat saya Rizky ; Rais ; Adar ; Eddy, (pekerja harian yang saya recruit dari penduduk sekitar lokasi proyek tempat saya bekerja), tidak perlu lah mereka kedudukan tinggi, tidak usah jabatan-jabatan dengan sebutan mentereng. Sudah lah cukup apabila mereka bisa diterima bekerja di perusahaan yang bernama belakang memiliki embel-embel ‘coal mining’, walaupun hanya sekedar posisi pekerjaan unskilled labour semacam waker, office boy, checker, helper, dan sebagainya yang tergolong strata terbawah dalam struktur organisasi kerja perusahaan.

Begitu sederhana kah? Ya sesederhana itu. Pandangan Risky dan kawan-kawan dalam menggarisbawahi cita-cita dan tujuan masa depannya mungkin juga mewakili pandangan hidup sederhana dari sebagian besar masyarakat yang ada di daerah ini.

Mungkin saya harus banyak memaklumi pandangan tersebut. Tidak cukupnya kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi, ditambah lagi dengan seolah tertutupnya berbagai kesempatan karena ketimpangan pembangunan, membuat harapan untuk menjadi karyawan di perusahaan pertambangan (apa pun posisinya) bisa jadi merupakan suatu batu loncatan untuk mendapatkan legitimasi akan masa depan yang terjamin.

Obrolan saya dengan Rizky pada awal tulisan ini, berlangsung medio Juni tahun 2008, di tengah hutan belukar, di pelosok wilayah Kutai Timur, propinsi Kalimantan Timur.

Beribukota di Sangata, Kabupaten Kutai Timur dalam pengamatan saya adalah merupakan sebuah daerah yang memiliki sumber alam yang teramat kaya.


Ya, .. di Kabupaten inilah terdapat lokasi tambang batubara terbesar di Dunia yang dimiliki oleh PT. KALTIM PRIMA COAL (KPC).

Foto 1. Kegiatan di salah satu lokasi tambang KPC.

PT. KPC ini sendiri kepemilikan sahamnya dikuasai oleh BUMI RESOURCES, yang membeli 95% saham kepemilikan dari konsorsium Beyond Petroleum (UK) dan Rio Tinto (UK & Australia), dan belakangan BUMI RESOURCES menjual 30% sahamnya di PT. KPC dan PT. ARUTMIN kepada Tata Group dari India.

Sedangkan BUMI RESOURCES, sahamnya dimiliki oleh Bakrie Capital Indonesia yang merupakan salah satu anak perusahaan dari Kelompok Usaha Bakrie.

Sebagai perusahaan yang memiliki tambang batubara terbesar di dunia (dalam satu lokasi), KPC memiliki kinerja produksi yang luar biasa besarnya.

Mempekerjakan 3645 ORANG karyawan dan meliputi area kerja tambang seluas 90.938 ha, KPC menghasilkan produksi batubara sekitar 50 juta ton pertahunnya (2006 memproduksi 38,8 juta ton). Dan dengan harga pasaran batubara saat ini di kisaran US $ 65 per ton (masih mungkin naik, seiring naiknya harga minyak mentah dunia), bisa dibayangkan bagaimana makmurnya perusahaan ini. Dapat dikatakan hingga saat ini, KPC lah yang merupakan motor utama penggerak laju perekonomian di Kabupaten Kutai Timur.

Mengunjungi perumahan karyawan KPC di Kota Sangata dan Tanjung Bara (khusus level manajer & Ekspatriat) bisa dilihat jajaran rumah yang tertapa amat rapih, terawat, serta lengkap dengan berbagai sarana dan prasarana yang amat memadai, seperti Sekolah, Sekolah Internasional, Sarana Penjernihan Air, rumah sakit, rumah ibadah, gedung pertemuan, sarana olahraga, dan ruang terbuka (Town Hall), menjadi cermin bahwa kemakmuran perusahaan tersebut juga mengalir bagi kemakmuran karyawannya.

Namun sudahkan kemakmuran itu bisa juga dirasakan oleh Rizky dan kawan-kawannya? Apakah kemakmuran hanya mengalir bagi karyawan KPC atau pun anggota keluarganya saja.

Saya percaya KPC adalah perusahaan yang bijak, bisa terlihat dari banyaknya dukungan dan sumbangan perusahaan ini bagi pembangunan banyak sarana dan prasarana fisik di wilayah Kutai Timur ini.

Saya juga percaya bahwa KPC adalah perusahaan yang bersih, yang taat untuk membayar pajak, serta royalty kepada pemerintahan pusat maupun daerah, yang tentu nantinya diharapkan dapat tersalur kepada masyarakat luas.


Saya pun yakin bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur juga telah berusaha menyalurkan pendapatan daerahnya untuk memajukan wilayah yang mereka pimpin. Buktinya bisa dilihat, pembangunan komplek Bukit Pelangi yang merupakan komplek gedung perkantoran bagi Pemda Kutai Timur. Komplek ini dibangun dengan amat megah, berikut sarana jalan rayanya yang lurus rapih dan beraspal mulus. Dapat lah komplek ini disejajarkan dengan komplek Gedung Perkantoran Pemda Kutai Kertanegara, yang merupakan gedung kantor pemerintahan daerah tingkat dua termegah di Indonesia.



Foto 2. Rambu Menuju Bukit Pelangi.






Foto 3. Jalan Menuju Bukit Pelangi, latar belakang komplek Bukit Pelangi


Namun di sisi lain yang berlawanan, masih banyak saya jumpai bahwa masyarakat di wilayah ini sebagiannya adalah masyarakat kurang mampu, yang hanya menjadi penonton pasif bagi kemakmuran bumi yang mereka pijak.

Mulusnya jalan di komplek Bukit Pelangi terlihat amat kontras dengan akses jalan di Kutai Timur di luar kota Sangata, terutama akses dari arah Bontang dan Wahau yang penuh dengan lubang-lubang besar dan berlumpur bila tersiram hujan. Itulah sebabnya, tak heran, kenapa Kutai Timur gagal berperan serta menjadi salah satu kabupaten penyelenggara kegiatan pertandingan di PON 2008 yang saat ini sedang berlangsung di Samarinda dan kota-kota lain di Kalimantan Timur.



Foto 4. Jalan Di Kutai Timur

Adakah kekayaan alam kita ini sudah diusahakan sebesar-besarnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat?, seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negeri Ini?

Di tengah pergulatan pertanyaan di atas, termenung saya mendapati berita mengenai perseteruan antara PEMERINTAH PUSAT dengan pihak BUMI RESOURCES, perihal kepemilikan saham di KALTIM PRIMA COAL.

Dalam berita itu disebutkan bahwa menurut perjanjian kontrak pada tahun 2002, semestinya KPC sudah harus menjual 51% sahamnya kepada pemerintah pusat yang nantinya sebanyak 31% akan diberikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur.

Namun Entah karena sebab apa dan entah menyangkut kepentingan siapa, hingga kini Bumi Resources / KPC tampak masih enggan untuk melaksanakan kewajibannya tersebut, sehingga berlarut-larutnya penyelesaian permasalahan ini membuat pemerintah kita lantas mengajukan persoalan tersebut ke pengadilan Arbitrase Internasional di New York.

Mudah bagi saya membayangkan betapa jauh lebih besar keuntungan yang bisa didapat apabila sejak tahun 2002 lalu, 51% saham kepemilikan KPC telah dapat dikuasai pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten Kutai Timur.

Akhirnya, di tengah kegalauan, terbelalak mata saya membaca sebuah berita, mengenai salah seorang petinggi kita ; yang adalah pemilik dari suatu kelompok usaha besar ; yang menguasai saham pada sebuah perusahaan yang bernama Bumi Resources, dinobatkan menjadi Orang Paling Kaya se Asia Tenggara tahun 2008 (versi salah satu majalah ekonomi terkemuka), sementara itu di hadapan saya Rizky masih mencoba berkelakar tentang cita-cita sederhananya:”Yang penting kol maening Pak!”.







Sumber Data :
1. Blog Achmad Bintoro (
www.achmadbintoro.blogspot.com)
2. TEMPO Interaktif, Jakarta: ‘KPC diadukan ke Bapepam’, Jum’at 02 Maret 2007.
3. Laporan Tahunan KPC 2006 :
www.kpc.co.id
4. Foto-foto : Badan Pengelola Bukit Pelangi : bp.kutaitimur.go.id, dan pribadi.

Jumat, 11 Juli 2008

UKURAN vs DURASI

Pagi ini saya menerima sebuah email dari seorang kawan nun jauh di benua Amerika sana, berita yang saya terima adalah sebuah berita kematian. Namun Inilah berita kematian yang tidak saya sambut dengan rasa duka, sebuah berita duka cita (kalo boleh dibilang begitu) yang sambut dengan senyum geli bahkan hampir tertawa.

Apa pasal ? , karena tokoh yang meninggal ini, meski pun akrab namanya di telinga saya, namun saya lebih mengenangnya dari joke-joke yang sering saya dengar dan juga dari komentar-komentar ngawur sekitar kepiawaian tokoh yang meninggal tersebut.

Ya, saya baru saja menerima berita tentang meninggalnya Mak Erot, yang berpulang tanggal 28 Juni 2008 lalu, pada usia yang diperkirakan mencapai 131 thn.



Foto 1. : Mak Erot

Tulisan saya ini tidak hendak mengenang pribadi Mak Erot di massa hidupnya, atau pun menjadi obituary bagi kepulangannya, karena saya memang tidak mengenal beliau secara langsung maupun secara pribadi. Dan saya juga bukan salah seorang pasiennya, samasekali bukan. Bahkan saya tidak tahu harus mengkonfirmasi kepada siapa mengenai berita meninggalnya si Emak ini.

Berita meninggalnya Mak Erot akhirnya saya dapat setelah mencari di search engine, itu pun tanggal meninggal beliau masih simpang siur, karena ada yang mengatakan tanggal 5 Juli 2008, tapi ada juga yang menyebutkan tanggal 28 Juni 2008 seperti yang saya terima melalui email. Tampaknya si Emak, dalam meninggalnya pun masih memberikan aura misterius bagi masyarakat di seputar tempat tinggalnya.

Dulu sekali, saya mengira Bahwa Mak Erot ini hanyalah salah satu tokoh rekaan atau pun mitos dalam sejumlah joke yang saya dengar, sampai akhirnya saya sadari bahwa Mak Erot ternyata adalah tokoh yang nyata & eksis, kala suatu kali saya melihat acara Talk Show di televisi menghadirkan Mak Erot sebagai bintang tamu

Gambaran saya mengenai sosok Mak Erot yang erotis pun seketika sirna, yang saya saksikan adalah sosok wanita yang sudah teramat berumur dan renta, namun dengan segala keluguannya, beliau terlihat amat piawai menjawab pertanyaan dari pembawa acara, meski untuk itu beliau membutuhkan cucunya guna menterjemahkan pertanyaan si pembawa acara dalam bahasa Indonesia ke bahasa Sunda. (konon, episode talkshow ini sampai ditayangkan ulang oleh stasiun televisi, karena banyaknya permintaan dari pemirsa).

Di tengah wawancara, acara talk show tersebut dilengkapi pula dengan ilustrasi bahwa di sepanjang jalan menuju ke desanya - Kampung Cigadok, Kecamatan Cisolok , Pelabuhan Ratu - bertaburan klinik-klinik traditional yang mengaku-ngaku sebagai kerabat, anak, cucu atau pun kemenakan Mak Erot. Semua memanfaatkan ketenaran dari si emak, tentunya dengan harapan dapat menjaring keuntungan dari berduyunnya masyarakat yang hendak menjalani pengobatan.

Bagi saya, mengenang Mak Erot, adalah melihat suatu simbol yang mewakili sebuah dunia yang amat menghamba pada kehidupan keduniawian yang bermuara pada Seks.

Seks, bagi sebagian masyarakat memang dibicarakan dengan amat sembunyi-sembunyi, namun bagi sebagian lagi, membicarakan seks bukanlah hal tabu. Dengan amat terbuka, seks hadir dalam ruang-ruang diskusi di televisi, radio, majalah, Koran dan juga dalam rumpie-rumpie santai di café maupun resto.

Ya ini lah sebuah dunia yang hedonis, kenikmatan duniawi menjadi tujuan dalam segala hal, kenikmatan surgawi dunia merupakan puncak yang setiap kali harus didaki. Maka dari situlah, sejak lama, Mak Erot, obat penguat, obat perangsang, sex magazine, sex toys, sex shop dan segala macam industri ‘hiburan’ yang coba melayani kepuasan napsu purba manusia tersebut, bisa sangat eksis, tidak hanya di dunia barat yang memang secara cultural lebih terbuka , namun juga dalam masyarakat Indonesia yang lebih ‘tertutup’.

Jamu kuat, Jamu sehat, Galian Singset atau pun rapat wangi, hanyalah beberapa contoh saja yang bisa kita sebutkan dari industri tradisional kita yang secara malu-malu memposisikan produknya sebagai ramuan yang mampu meningkatkan kwalitas hubungan suami istri.

Kembali kepada Mak Erot, orang-orang banyak membicarakan keahliannya yang telah menjadi legenda itu yakni, memperbesar …… (tidak usah diperjelas lah .. sudah pada tahu kan ). Dilegendakan bahwa saking mumpuninya kemampuan si emak, bagi siapa yang menginginkan ukuran setara tabung lemang * pun tidak masalah baginya.

Hahahaha apakah sepenting itu masalah ukuran. Apakah ukuran besar menjadi jaminan untuk memberi kebahagiaan bagi pasangan. Dalam sesi wawancara di acara talk show yang saya ceritakan di awal tulisan ini, sempat diwawancarai salah seorang yang pernah mendapat ‘pertolongan’ dari ME, dan jawabannya adalah : ‘demi menyenangkan pasangan’.

Jujurkah jawaban tersebut ?? apa kah memang banyak wanita yang menuntut demikian sehingga pengobatan ala ME ini kok laris manis tanjung kimpul. Atau kah memang si lelakinya saja yang gak percaya diri sehingga merasa perlu untuk merubah standard ukuran yang sudah dianugrahkan oleh Sang Pencipta.

Seorang kawan wanita yang pernah saya tanyakan hal ini malah menjawab dengan sewot dan dia bilang seperti ini : “Kalo ada pria yang datang ke Mak Erot, pasti memang dasar otaknya aja yang ngeres”, “kebanyakan nonton Film Biru” katanya pula, “Kalo emang untuk menyenangkan pasangan, gak usah ke Mak Erot, di atas semua itu, sisi psikologis dalam berhubungan justru merupakan hal yang lebih penting daripada sekadar memperbesar ukuran” lanjutnya, masih sambil sewot, mempertegas argumentasinya.

Di akhir diskusi, kawan saya tadi juga menambahkan : “lebih penting Durasinya dong, buat apa Big Size kalo Cuma bisa dipakai satu menit”.

Saya tertawa, mendengar argumentasi terakhir dari kawan tadi. Kalau dicermati memang ada benarnya, dan mungkin hal itulah yang tidak disadari oleh pria-pria pasien Mak Erot.

Dan apapun argumentasinya, percaya atau tidak percaya, nama Mak Erot telah menjadikan Kecamatan Cisolok – Pelabuhan Ratu menjadi salah satu tujuan pengobatan alternative yang cukup terkenal, dan banyak dikunjungi.

Inilah potongan berita seputar meninggalnya Mak Erot yang saya dapat dari OkeZone.Com

……………………..
……………………..

Keterangan yang berhasil dihimpun menyebutkan, Mak Erot menghembuskan nafas terakhirnya di saat usianya menginjak 131 tahun. Jasad Mak Erot di makamkan di kampung halamannya di Kampung Cigadog, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok.


Di usia lanjutnya, Mak Erot telah mempercayakan usaha pengobatan memperbesar alat kelamin pria itu kepada sejumlah putra-putrinya.


"Usaha pengobatannya banyak tersebar di beberapa daerah, bukan hanya di Jakarta atau Jabar. Tapi juga luar provinsi lainnya. Ini sudah lama dikembangkan oleh anak-anaknya yang mungkin menuruni ilmu Mak Erot," tutur Anwar.


Keberadaan Mak Erot di wilayah Kecamatan Cisolok ini, telah menjadi salah satu faktor melambungnya nama Kabupaten Sukabumi di mata penduduk luar daerah. Nama Mak Erot banyak tersebar di sejumlah papan nama balai pengobatan tradisional yang menjamur di sepanjang jalur utama Kabupaten Sukabumi. Bahkan di Kecamatan Cisolok, nama Mak Erot telah menjadi aset bagi para tukang ojek atau angkutan umum untuk mencari penumpang.


"Nama Mak Erot selalu bergema di terminal Cisolok. Ini biasa dilakukan oleh para tukang ojek dalam menyambut kedatangan warga luar daerah. Secara tidak langsung nama Mak Erot telah menjadi aset bagi mereka untuk mencari nafkah," tutur Nuril Arifin, tokoh pemerhati budaya dan kepercayaan masyarakat. (Toni Kamajaya/Sindo/fit)


Selamat jalan Mak Erot, selamat beristirahat, saya percaya Emak tidak perlu buka praktek lagi di alam sana… Maaf kan saya ketika tadi pagi tertawa saat mendapat kabar meninggalnya Emak.



Keterangan :

1. Lemang : Sejenis penganan yang terbuat dari ketan dengan bumbu santan dan rempah, dimasak dengan cara dibakar dalam satu tabung ruas bambu seukuran lengan orang dewasa.
2. Foto, saya dapat dari kiriman email kawan saya, tidak dijelaskan sumber dan siapa pemilik foto tersebut.

Minggu, 22 Juni 2008

UANG

Pertama-tama perlu saya sampaikan dulu di sini, bahwa saya bukanlah seorang ahli ekonomi atau pun ahli masalah keuangan. Saya juga bukan ahli monoter atau pun ahli finansial, dan saya teramat tidak mumpuni memanajemen keuangan bahkan untuk keuangan pribadi sekalipun. Satu-satunya keahlian saya soal uang adalah dalam hal membelanjakannya sampe ludes des des des.

Selain ahli dalam menguras isi kantong sendiri, saya juga suka mengamati desain gambar yang terdapat di lembaran uang kertas, apalagi pada saat-saat uang di dompet cuma tinggal selembar. Dari kebiasaan itu saya menemukan beberapa keunikan desain mata uang kita yang kemudian sering saya jadikan joke kepada kawan-kawan.


Dan tanpa bermaksud melecehkan mata uang Negara kita, ijinkan saya untuk coba menampilkan beberapa diantaranya.


Joke 1

Dari lembaran uang tahun 80-an Coba perhatikan pecahan uang kertas Rp. 5.000,- di bawah ini.



Bisa kah kita melihat bahwa ternyata ada tulisan kata “TOP” di dalam gambar uang yang saya tampilkan ini.

Coba cari dengan seksama tulisan yang saya maksud ..



......................................

......................................

Apakah sudah ketemu??, kalo belum boleh lah saya beri sedikit petunjuk. Perhatikan pada paruh sebelah kanan lembaran uang tersebut, seperti di bawah ini :


Nah sudah bisa terbaca atau belum? Kalo belum ketemu nih sedikit lagi saya beri petunjuk : coba konsentrasi pada tandatangannya Direktur Bank Indonesia.


.........................................


.........................................



Jreennnggg ..... sudah terbaca donk tulisan “TOP” pada gambar di atas. Wah kalo ada yang belum bisa menemukan, coba putar balik uang kita, sehingga menjadi tampak seperti di bawah :


..........................................

..........................................

..........................................



Kalo sudah dilihat dengan cara ini jadi jelas kan! Nah mungkin karena ada tulisan “TOP” itu lah makanya di tahun 80-an, seingat saya, mata uang kita memiliki nilai tukar yang lebih stabil daripada sekarang hehehe …


JOKE 2.

Masih dari lembaran uang kertas tahun 80-an, coba lihat uang pecahan Rp. 1.000,- di bawah ini :


Selain lukisan sosok pahlawan Sisingamangaraja, ternyata masih ada lagi loh 2 sosok yang tersembunyi pada gambar di atas, mau tahu??

Coba lipat uang kertas kita jadi seperti contoh di bawah ini :


Sampai di sini si tokoh yang saya maksud masih bersembunyi, dan belum menampakkan dirinya. Lanjutkan dengan melipat separuh bagian atasnya, jadi tampak seperti di bawah :

................................


................................

Sebenarnya sampai tahap ini kita sudah mulai bisa menebak-nebak tokoh yang kira-kira akan muncul, tapi simpan dulu tebakan kita, lalu putar lipatan uang jadi seperti berikut :

.....................................

.....................................


Nah si tokoh kita sudah muncul tuh .. hehehehe .. dan ternyata tokoh itu adalah … Mike “Si Leher Beton” Tyson .. tapi Cuma jidatnya doang. Sedangkan menurut seorang teman itu bukanlah jidat Mike Tyson, "itu sih jidatnya si Arnold Schwazeneger", katanya.

Kalau di era sekarang, mungkin orang yang melihat gambar diatas akan mengatakan bahwa itu adalah rambut cepak dan jidat kepunyaan Mas Tukul Arwana hehehehe.... “Puas …Puas !!…. tak sobek-sobek.!!.”.

Nah itu baru satu tokoh, lalu mana tokoh yang satu lagi?

Untuk mencari tokoh lainnya, tanpa membuka lipatan, coba lihat pada bahagian sebaliknya, yang akan menampakkan gambar seperti berikut ini :



Setelah itu putarkan posisinya menjadi seperti di bawah ini

………..............................

………..............................


Akhirnya, dengan sedikit pikiran ngeres, tidak sulit bagi saya untuk mendapatkan gambaran body wanita seksi yang sebagian cuma berlilitkan handuk. Hehehehe Setuju nggak? Nah kalo sudah mendapatkan gambaran yang sama, sekarang tinggal terserah kita saja hendak membayangkan siapa kira-kira tokoh dalam gambar itu.

Kalo boleh berimaginasoy, dalam bayangan saya itu adalah gambar ..... Mbak Ayu Ashari !! …. hehehehehe .. (Aduh mohon Maaf ya Mbak Ayu … saya sekadar bercanda loh.. tidak ada maksud kurang ajar atau pun ber-pornoaksara).

Sebenarnya saya masih memiliki beberapa Joke yang idenya datang dari uang Rupiah kertas kita, tapi karena takut tulisan ini menjadi terlalu berkepanjangan, sementara ini cukup 2 Joke dulu. Semoga nanti masih dapat saya lanjutkan lagi.

Salam Hangat,

Selasa, 10 Juni 2008

Efek Kata-kata Positif

Beberapa bulan ini saya sedang tertarik dengan beberapa buku yang mengangkat tema mengenai pikiran manusia yang dapat memberi pengaruh signifikan bagi hal-hal fisik.

Dua buah buku yang paling menarik saya baca adalah : “The Secret” yang ditulis oleh Rhonda Byrne dan lainnya adalah “Quantum Ikhlas” dari Erbe Sentanu. Keduanya mengangkat tema yang sama, perbedaannya (menurut saya) hanyalah bahwa “The Secret” ditulis dari sudut pandang “Barat” sedangkan Quantum Ikhlas lebih “Timur”.

Bagi saya tidak ada masalah dari sudut pandang kedua buku tersebut, tidak ada yang perlu dipertentangkan karena mengangkat dan berangkat dari pemahaman yang sama mengenai Materi Fisik dan Non Fisik (Quantum).

Saya mempraktekkan apa yang tertulis dalam kedua buku tersebut, dan ternyata apa yang tertulis dalam kedua buku tersebut memang benar-benar terjadi dalam kehidupan saya.

Sebenarnya saya ingin sekali berbagi pengalaman saya tersebut kedalam blog saya ini, namun saya masih ragu apakah hal-hal semacam yang saya alami ini dapat diterima atau kah tidak. Namun ditengah keraguan saya, tiba-tiba masuk ke dalam millis saya sebuah surat elektronik dari saudara Hans Felix yang membagikan pengalamannya mengenai eksperimennya yang membuktikan pengaruh Positif kata-kata (Do’a) terhadap Nasi sisa (Fisik) yang disimpan dalam botol.

Saya berterimakasih kepad Hans Felix yang telah mau berbagi, dan untuk itu saya menempatkan ke dalam blog saya tulisannya tersebut, dengan harapan bahwa eksperimen yang dilakukannya dapat dibaca oleh lebih banyak lagi pembaca.

Berikut ini adalah Surat dari Hans Felix, yang saya muat seperti aslinya tanpa penyuntingan apapun dari saya, kecuali pada ukuran fotonya saja.


From : Hans Felix
Sent : Thursday, May 29, 2008 8:27 AM
Subject : FW: Efek Kata-Kata Negatif dan Kata-Kata Positif

Sebaiknya kita semua mulai mengendalikan Kata-kata yang keluar dari mulut kita dengan Kata-Kata yang Positif dan Baik.


Setelah mendengarkan info tentang pengaruh Kata-Kata Negatif terhadap Air yang ditulis dalam buku " The Hidden Messages in Water " karya Masaru Emoto dan pada halaman 31 buku tersebut disebutkan tentang banyaknya orang yg melakukan percobaan, sayapun tertarik untuk melakukannya sbb:


Tempatkan Nasi sisa yg sdh didiamkan semalaman kedalam 2 toples dgn jumlah yg sama, kemudian ditutup rapat.


Masing-masing toples di tempelin label yg berisi kata2 sbb:


Toples A : " Kamu Pintar, Cerdas, Cantik, Baik, Rajin, Sabar, Aku Sayang Padamu, Aku Senang Sekali Melihatmu, Aku Ingin Selalu di dekatmu, I LOVE YOU, Terima Kasih.


Toples B : " Kamu Bodoh, Goblok, Jelek, Jahat, Malas, Pemarah, Aku Benci Melihatmu, Aku Sebel Tidak mau dekat dekat kamu "


2 botol ini saya letakkan terpisah dan pada tempat yg sering dilihat, saya pesan pada istri, anak, dan pembantu untuk membaca label pada botol tersebut setiap kali melihat botol2 tersebut.
Dan inilah yang terjadi pada nasi tersebut setelah 1 minggu kemudian :





Nasi dalam botol yg di bacakan kata-kata Negatif ternyata cepat sekali berubah menjadi busuk dan berwarna hitam dgn bau yg tidak sedap.


Sedangkan Nasi dalam botol yg di bacakan kata-kata Positif masih berwarna putih kekuningan dan baunya harum seperti ragi.


Nah Silahkan teman-teman mencobanya sendiri.


Kalau di buku di katakan ada yg mencoba dgn tiga botol dimana botol ketiga tidak di beri label apa2 alias diabaikan / tidak diperdulikan, dan ternyat beras dlm botol yg diabaikan membusuk jauh lebih cepat dibandingkan botol yg dipapar kata " Kamu Bodoh".


Bayangkan apa yang akan terjadi dengan anak-anak kita, pasangan hidup kita, rekan-rekan kerja kita, dan orang-orang disekeliling kita, bahkan binatang dan tumbuhan disekeliling kita pun akan merasakan efek yang ditimbulkan dari getaran-getaran yg berasal dari pikiran, dan ucapan yang kita lontarkan setiap saat kepada mereka.


Maka sebaiknya selalulah sadar dan bijaksana dalam memillih kata-kata yg akan keluar dari mulut kita, demikian juga kendalikanlah pikiran-pikiran yg timbul dalam batin kita.


Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.


Note : jika anda merasa tulisan ini bermanfaat utk orang lainnya silahkan forward sebanyak2nya kepada rekan2 anda, semoga dapat menimbulkan hal yg bermanfaat buat mereka. Terima kasih.


Regards,


Hans Felix
PT. Bank Sinarmas KC Zainul Arifin
Jl. Zainul Arifin, Komplek Ketapang Indah B1 No. 15-16
Telp : 021 - 2600900
Direct : 088 - 1234 0746
Fax : 021 - 2600460
HP : 0815 - 11 20 30 30 / 088 - 188 288 38
Email : http://us.mc511.mail.yahoo.com/mc/compose?to=hans.felix@banksinarmas.com
Website : http://www.banksinarmas.com/

Sabtu, 07 Juni 2008

HARGA BBM BIKIN MURUNG

Saya adalah salah seorang yang amat mengeluh saat mengalami kenaikan harga bbm pada akhir 2005 lalu, bagaimana tidak, harga bensin premium yang naik menjadi Rp. 4500 per liter dari sebelumnya Rp. 2.500,- sempat membuat saya harus menata ulang pengeluaran bulanan, dan bahkan hampir-hampir berniat menjual mobil pribadi.

Namun akhirnya keluhan saya di kemudian hari bisa berubah, tatkala medio desember 2007 lalu saya ditugaskan untuk bekerja di sebuah kota yang bernama Puruk Cahu.

Sedikit informasi bagi yang belum pernah mengenal Puruk Cahu, bolehlah saya memperkenalkan. Kota ini adalah ibukota dari Kabupaten Murung Raya, kalo masih belum juga mengenal Kabupaten Murung Raya, baiklah saya tambahkan sedikit lagi, Kabupaten Murung Raya adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah. Nah tentunya anda telah memiliki sedikit gambaran, dan supaya lebih jelas lagi, letaknya adalah di hulu sungai Barito, yang dahulu merupakan wilayah kabupaten Barito Utara sebelum diadakan pemekaran wilayah.


Nah kembali ke soal harga BBM. Ternyata di Puruk Cahu dan daerah-daerah lainnya di Kabupaten Murung Raya, penduduknya sudah terbiasa dengan harga BBM yang tinggi. Saat itu (Maret 2008) harga bensin premium berkisar antara Rp. 7.500 sampai Rp. 9.500, jauh di atas harga resmi pemerintah.

Harga bensin premium termahal terjadi pada penghujung Desember 2007 yang lalu. Jelang liburan akhir tahun, ditambah dengan isu-isu pembatasan penjualan bensin premium di Ibukota Jakarta, telah membuat harga bensin premium di daerah ini naik gila-gilaan hingga mencapai Rp. 15,000 per liternya.

Kalo anda berpikir di daerah ini sangat banyak terdapat mobil dan kendaraan bermotor lainnya, anda salah. Sebagai gambaran saja di kota Puruk Cahu, saking sedikitnya kendaraan bermotor, jalan-jalan raya di kota ini hingga sekarang belum memerlukan adanya lampu pengatur lalu lintas atau trafic light. Tentu bisa di bayangkan bagaimana sepinya kota ini. Transportasi utama yang menghubungkan daerah ini daengan daerah-daerah lainnya adalah melalui jalur pelayaran sungai menyusuri Sungai Barito.
Letaknya yang sangat jauh di pedalaman kalimantan, ditambah dengan sarana transportasi darat yang tidak memadai, serta strategi distribusi dari PERTAMINA yang tidak mendukung, mengakibatkan segala kegiatan pendistribusian BBM haruslah ditanggung dan dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, melalui pedagang-pedagang partai besar, yang kemudian meneruskan ke pedagang yang lebih kecil hingga ke pengecer. Inilah yang membuat harga BBM menjadi teramat mahal.

Satu-satunya SPBU yang ada di kota Puruk Cahu, adalah milik PEMDA Kabupaten MURUNG RAYA, yang menjual bensin dengan harga Rp. 6.000,-/liter. Namun selama di sana, saya sendiri belum pernah melihat SPBU ini beroperasi. Jadi untuk mendapatkan bahan bakar, saya harus membeli di pedagang eceran.

Jangan lagi tanya soal harga-harga makanan dan kebutuhan lainnya, tentunya juga sangat tinggi mengikuti tingginya harga BBM. Sampai-sampai banyak warga pendatang di kota ini berpendapat bahwa harga-harga di Kabupaten Murung Raya benar-benar membikin murung (MD).

Tulisan di atas saya buat pada Maret 2008, ketika saya masih bertugas di kota Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya, Propinsi Kalimantan Tengah. Saat tulisan ini saya postingkan ke blog, harga BBM barusaja kembali mengalami kenaikan (23 Mei 2008) dari semula Rp. 4.500,- menjadi Rp. 6.000,-. Terhadap kenaikan ini Pemerintahan SBY – KALA mendapatkan penolakan dan protes keras dari warga masyarakat di hampir seluruh propinsi di Indonesia.