Sabtu, 07 Juni 2008

HARGA BBM BIKIN MURUNG

Saya adalah salah seorang yang amat mengeluh saat mengalami kenaikan harga bbm pada akhir 2005 lalu, bagaimana tidak, harga bensin premium yang naik menjadi Rp. 4500 per liter dari sebelumnya Rp. 2.500,- sempat membuat saya harus menata ulang pengeluaran bulanan, dan bahkan hampir-hampir berniat menjual mobil pribadi.

Namun akhirnya keluhan saya di kemudian hari bisa berubah, tatkala medio desember 2007 lalu saya ditugaskan untuk bekerja di sebuah kota yang bernama Puruk Cahu.

Sedikit informasi bagi yang belum pernah mengenal Puruk Cahu, bolehlah saya memperkenalkan. Kota ini adalah ibukota dari Kabupaten Murung Raya, kalo masih belum juga mengenal Kabupaten Murung Raya, baiklah saya tambahkan sedikit lagi, Kabupaten Murung Raya adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah. Nah tentunya anda telah memiliki sedikit gambaran, dan supaya lebih jelas lagi, letaknya adalah di hulu sungai Barito, yang dahulu merupakan wilayah kabupaten Barito Utara sebelum diadakan pemekaran wilayah.


Nah kembali ke soal harga BBM. Ternyata di Puruk Cahu dan daerah-daerah lainnya di Kabupaten Murung Raya, penduduknya sudah terbiasa dengan harga BBM yang tinggi. Saat itu (Maret 2008) harga bensin premium berkisar antara Rp. 7.500 sampai Rp. 9.500, jauh di atas harga resmi pemerintah.

Harga bensin premium termahal terjadi pada penghujung Desember 2007 yang lalu. Jelang liburan akhir tahun, ditambah dengan isu-isu pembatasan penjualan bensin premium di Ibukota Jakarta, telah membuat harga bensin premium di daerah ini naik gila-gilaan hingga mencapai Rp. 15,000 per liternya.

Kalo anda berpikir di daerah ini sangat banyak terdapat mobil dan kendaraan bermotor lainnya, anda salah. Sebagai gambaran saja di kota Puruk Cahu, saking sedikitnya kendaraan bermotor, jalan-jalan raya di kota ini hingga sekarang belum memerlukan adanya lampu pengatur lalu lintas atau trafic light. Tentu bisa di bayangkan bagaimana sepinya kota ini. Transportasi utama yang menghubungkan daerah ini daengan daerah-daerah lainnya adalah melalui jalur pelayaran sungai menyusuri Sungai Barito.
Letaknya yang sangat jauh di pedalaman kalimantan, ditambah dengan sarana transportasi darat yang tidak memadai, serta strategi distribusi dari PERTAMINA yang tidak mendukung, mengakibatkan segala kegiatan pendistribusian BBM haruslah ditanggung dan dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, melalui pedagang-pedagang partai besar, yang kemudian meneruskan ke pedagang yang lebih kecil hingga ke pengecer. Inilah yang membuat harga BBM menjadi teramat mahal.

Satu-satunya SPBU yang ada di kota Puruk Cahu, adalah milik PEMDA Kabupaten MURUNG RAYA, yang menjual bensin dengan harga Rp. 6.000,-/liter. Namun selama di sana, saya sendiri belum pernah melihat SPBU ini beroperasi. Jadi untuk mendapatkan bahan bakar, saya harus membeli di pedagang eceran.

Jangan lagi tanya soal harga-harga makanan dan kebutuhan lainnya, tentunya juga sangat tinggi mengikuti tingginya harga BBM. Sampai-sampai banyak warga pendatang di kota ini berpendapat bahwa harga-harga di Kabupaten Murung Raya benar-benar membikin murung (MD).

Tulisan di atas saya buat pada Maret 2008, ketika saya masih bertugas di kota Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya, Propinsi Kalimantan Tengah. Saat tulisan ini saya postingkan ke blog, harga BBM barusaja kembali mengalami kenaikan (23 Mei 2008) dari semula Rp. 4.500,- menjadi Rp. 6.000,-. Terhadap kenaikan ini Pemerintahan SBY – KALA mendapatkan penolakan dan protes keras dari warga masyarakat di hampir seluruh propinsi di Indonesia.

Tidak ada komentar: