Kamis, 16 Agustus 2007

DI BALI, ADA JALAN MARLBORO

Ada-ada saja kreativitas masyarakat dalam memberi nama suatu jalan. Umumnya nama jalan yang terlalu panjang akan disingkat sehingga lebih mudah disebut, contohnya di Jakarta ada Jl. Otista untuk menyebut jalan Otto Iskandar Dinata.

Tapi di Bali, tepatnya di kota Denpasar, jangan heran dan bingung kalo kita ditunjukan ke jalan yang bernama Jalan Marlboro. Bukan karena di sana terdapat pabrik rokok merek ternama dari Amerika tersebut, dan bukan juga karena perusahaan rokok itu menyumbang dana untuk membangun jalan di sana.

Usut punya usut, ternyata Jalan Marlboro merujuk pada satu ruas jalan yang baru di bangun sekitar tahun 2000, yang merupakan terusan dari jalan Teuku Umar. Namun, menurut cerita dari supir yang sering mengantar saya, ketika jalan tersebut sudah bisa dilalui kendaraan, cukup lama ia tidak diberi pelang petunjuk nama jalan. Satu-satunya pelang yang terpampang di ujung jalan adalah pelang iklan rokok Marlboro yang memang sudah lama ada di persimpangan dengan jalan Imam Bonjol. Meski pelangnya tidak terlalu besar, namun apabila kita masuk ke jalan baru itu dari arah jalan Teuku Umar, iklan tersebut terlihat amat mencolok seolah memberi identitas bagi si jalan baru tersebut, jadilah jalan itu memiliki nama tak resmi sebagai Jalan Marlboro.

Karena nama Marlboro sudah terlanjur ‘beken’, beberapa pengusaha handicraft di lokasi itu tetap mencantumkan nama Jalan Marlboro sebagai alamat perusahaan di kartunamanya. Kalau pun ada yang mencantumkan alamat resmi, mungkin karena tidak cukup ‘pede’, maka mereka tetap mencantumkan nama jalan Marlboro dalam tanda kurung, di sebelah nama jalan resminya yaitu Jalan Teuku Umar Barat.